Lovesick!
Wisteria
Di bagian barat laut Kyoto tepatnya di kota Fukuchiyama tinggal seorang gadis jelita bernama Yui. Gadis dengan rambut hitam panjang, mata violet, dan kulit seputih salju. Selain parasnya yang menawan, Yui juga memiliki kelebihan di bidang akademik. Ia adalah salah satu murid terpintar di sekolahnya, dia ramah dan juga memiliki banyak teman. Tapi sifat ramahnya itu hanyalah sebuah topeng belaka. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia menyimpan kepribadian yang sangat berbeda dengan Yui yang orang-orang kenal. Sekalinya gadis ini jatuh cinta dia akan menjadi sangat terobsesi dengan orang yang ia sukai.
Suatu hari yang cerah, Yui berangkat ke sekolah seperti biasanya. Tapi hari ini dia merasa ada yang aneh, dia merasa seperti diikuti oleh seseorang. Yui tentunya hanya mengabaikan perasaan itu. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakangnya, lagi-lagi Yui mengabaikannya. Langkah kaki itu makin lama makin terdengar jelas. Yui menoleh ke belakang, ternyata Hakuji lah yang berjalan di belakangnya. Hakuji adalah teman sekelas Yui dan dia cukup dekat dengan Hakuji. Seorang anak laki-laki dengan rambut hitam, mata sebiru laut, dan kulit kuning langsat.
"Oh, Hakuji? Selamat pagi" Sapa Yui sambil tersenyum.
"Yui, selamat pagi" Hakuji balik menyapanya dengan senyum.
Mereka berdua berbincang-bincang sembari berjalan bersama menuju sekolah mereka. Setelah sampai mereka pun langsung masuk ke kelas mereka. Ramai suara siswa-siswi lain yang sedang mengobrol, bercanda gurau bahkan juga ada beberapa yang sedang mengerjakan tugas dari beberapa minggu yang lalu. Yui berjalan ke bangkunya lalu menaruh tasnya, beberapa siswi menyapanya dengan mengucapkan selamat pagi atau hanya sekedar tersenyum padanya. Ada juga beberapa orang yang memuji wajah rupawan nya. Yui hanya bisa mengangguk dan tersenyum mendengar pujian dari teman-temannya, sesekali mengucapkan terima kasih. Beberapa menit kemudian bel berbunyi, menandakan waktu nya masuk kelas.
Tidak terasa jam pelajaran sudah selesai, waktunya istirahat. Yui di ajak oleh teman-teman untuk ikut ke kantin tapi dia menolak ajakan tersebut. Aneh... Biasanya gadis ini mau-mau saja saat diajak, sekarang... Sudahlah, mungkin dia tidak lapar atau mungkin dia bawa bekal? Aku tak tahu... Itulah yang ada di pikiran teman-temannya. Ruang kelas menjadi sepi, tidak ada siapapun lagi selain Yui. Gadis itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah 'sketchbook', pensil, dan penghapus. Dia beranjak dari tempat duduknya sambil membawa perlengkapan menggambarnya. Kemana gadis ini akan pergi? Ternyata dia pergi untuk menyendiri di taman belakang sekolah.
Gadis itu duduk di bawah pohon yang rindang. Angin berhembus, membuat surai hitamnya beterbangan. Untungnya Yui selalu membawa ikat rambut kemana-mana jadinya ia bisa mengikat rambutnya. Setelah selesai, Yui lanjut melakukan hobinya, yaitu menggambar. Entah apa yang dia gambar... Gedung sekolah, bunga-bunga di taman, atau mungkin Hakuji yang sedang menggendong seekor anak kucing. Tunggu... Hakuji? Anak kucing? Yui sedikit tercengang saat melihat Hakuji yang sedang duduk di bangku taman sambil menggendong anak kucing berwarna putih dengan corak hitam berbentuk hati di kepalanya. Bukannya dia tidak suka kucing? Kenapa tiba-tiba sekali? Kena pelet apa dia?... Kepala gadis ini di penuhi berbagai macam pertanyaan, mulai dari yang penting sampai tidak penting, tapi kebanyakan dari pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya tidak penting.
Yui kemudian mengalihkan pandangannya dari Hakuji dan melanjutkan gambarnya. Jam makan siang berakhir, saatnya masuk kelas. Kejadian tadi masih terngiang-ngiang di kepala Yui. Dulu Hakuji tidak suka kucing, lalu mengapa tadi dia bermain dengannya? Entahlah... Toh, siapa juga yang tidak menyukai hewan itu? Mereka lucu... Iya lucu... Yui tiba-tiba teringat saat masih berumur 6 tahun, dia sedang bermain-main dengan kucingnya dan tiba-tiba saja kucing itu menggigit jarinya hingga berdarah. Aduh... Rasa sangat menyakitkan bagi Yui kecil.
Sesampainya di kelas, Yui di sambut dengan suasana yang... Tenang. Aneh sekali... Biasanya kelas nya sangat berisik. Yui tentunya merasa senang karena kelasnya begitu tenang. Setelah mendudukkan dirinya di bangkunya, tiba-tiba terdengar pengumuman kalau guru-guru akan rapat jadi jam pelajaran kedua di kosongkan. Teman-teman sekelas Yui bersorak kegirangan. Mereka melakukan berbagai macam aktivitas, mulai dari aktivitas di dalam ruangan sampai di luar ruangan. Para anak laki-laki tentunya memilih untuk bermain di lapangan, ada yang bermain bola basket, bola kasti, bola voli dan pastinya sepakbola.
Waktu terasa cepat sekali berlalu, sekolah telah selesai dan mereka semua pun kembali ke rumah masing-masing. Hari ini Yui pulang paling akhir karena dia sempat bersih-bersih kelas sebentar. Di perjalanan dia berhenti untuk menikmati pemandangan danau dan matahari terbenam. Beberapa menit ia habiskan untuk melamun menatap langit yang perlahan-lahan mulai menggelap. Yui memutuskan untuk cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Yui disambut oleh kucing peliharaannya yang bernama Tomu.
Yui hanya tinggal bersama kucingnya sebagai teman karena orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk bekerja. Yui berjongkok di depan peliharaanya nya lalu mengelus kepalanya. Setelah itu ia berdiri dan melenggang ke kamarn dan mengambil handuk untuk membersihkan dirinya. Setelah membersihkan dirinya Yui mengganti ke pakaian yang nyaman. Setelah mandi dan berganti pakaian Yui memutuskan untuk memasak makanan. Ia berjalan ke dapur dan membuka kulkas, berharap menemukan makanan di dalamnya. Ternyata... Ada sup jamur yang ia buat tadi pagi. Yui hanya perlu memanaskan sup tersebut dan tidak usah repot-repot memasak lagi. Selesai memanaskan sup nya Yui langsung makan. Selesai makan dia pergi ke kamarnya, menjatuhkan diri di kasurnya dan meraih ponselnya yang tersembunyi di bawah bantal. Yui membuka galeri foto nya dan menggulir layarnya ke bawah. Yui 'mengklik' salah satu foto dan menatapnya. Itu adalah foto Hakuji. Yui dapat merasakan wajahnya mulai memanas, wajahnya semakin merah. Gadis ini ternyata menyukai Hakuji. Yui memutuskan untuk menyetel musik favorit nya sambil mengerjakan tugasnya. Selesai mengerjakan tugas Yui memutuskan untuk tidur.
Yui bangun di pagi hari seperti biasa, bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah, Yui langsung masuk kelas seperti biasanya. Bel berbunyi, guru masuk ke kelas dan bersiap untuk mengajar. Tiba-tiba dia pak guru berkata...
"Kita kedatangan murid baru, saya harap kalian semua bisa akrab dengannya"
Setelah itu pintu kelas terbuka, seorang gadis melangkahkan kakinya de dalam ruangan itu. Gadis ini kelihatannya sedikit lebih pendek dari Yui, rambutnya panjang dan berwarna 'dark blue'. Matanya biru seperti 'glester'. Parasnya cukup menawan, dia kelihatan nya pemalu. Murid baru itu berdiri di depan kelas. Dia sedikit ragu saat berbicara, kalimatnya jadi terbata-bata. Gadis ini menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Pada akhirnya dia bisa membentuk sebuah kalimat.
"Halo semuanya... Namaku Rei Takami. Sebelum pindah kesini aku sempat tinggal di Tokyo. Aku harap kita semua bisa menjadi teman baik". Gadis itu menyapa mereka semua, suaranya sangat halus.
Sang guru mengangguk dan mempersilahkan Rei untuk duduk di bangku kosong samping bangku Hakuji. Yui merasa darahnya mendidih saat melihat gadis itu duduk di samping Hakuji. Entah mengapa hari demi hari Yui merasa bahwa Hakuji menjadi semakin dekat dengan Rei dan mulai mengabaikan Yui. Sahabat Yui yang bernama Hanako menyadari hal itu, Hanako juga menyadari rasa jengkel Yui terhadap Rei. Dapat terlihat dari caranya menatap Rei. Dari cara berbicaranya dengan Hakuji, gadis ini jelas-jelas menyukainya. Hakuji juga semakin hari semakin dekat dengannya. Hakuji jadi jarang menyapa nya dan lebih sering menemani Rei daripada Yui.
Sekarang sedang jam istirahat. Seperti biasa, Yui pergi ke taman belakang sekolah, duduk di bawah pohon dan menggambar. Yui tiba-tiba melihat kucing yang di gendong oleh Hakuji beberapa hari yang lalu. Kucing itu mengeong padanya lalu dia duduk di samping Yui. Yui menjeda kegiatan menggambarnya untuk bermain dengan kucing itu. Yui memutuskan untuk menamai kucing itu, sejak dia tidak punya nama. Sekarang namanya adalah Cinnamon. Yui lanjut menggambar dengan Cinnamon di pangkuannya. Cinnamon meringkuk menjadi bola di pangkuannya. Yui beristirahat sejenak dari kegiatannya saat ini. Yui bersender di batang pohon sambil menikmati angin yang berhembus.
Tiba-tiba dia melihat pemandangan yang membuat darahnya kembali mendidih. Hakuji duduk di bangku taman, kali ini dia tidak sendirian, dia bersama Rei. Tentunya itu membuat Yui kesal. Hal itu wajar, dia hanya ingin Hakuji untuk dirinya sendiri dan bukan orang lain. Sederhana tapi tidak mudah untuk diraih. Yui mencengkeram pensil nya hingga hampir patah. Daripada mematahkan pensil kesayangannya lebih baik dia pergi dari situ. Yui merapihkan barang-barangnya dan pergi dari taman itu. Di sepanjang perjalanan ke kelas Yui menggerutu, tiba-tiba dia tidak sengaja menabrak wali kelasnya, pak Shota. Seorang pria tinggi dengan surai hitam, wajahnya juga tampan. Shota mengangkat alisnya lalu membantu Yui untuk berdiri.
"Kau tidak apa-apa?"Tanya nya khawatir
"Iya pak, saya tidak apa-apa." Jawab Yui
Shota menaruh tangannya di pundak Yui. Yui sedikit terkejut dengan 'gestur' Shota.
"Lain kali berhati-hatilah, nak."
Yui hanya mengangguk sedikit. Shota menepuk pundaknya untuk beberapa kali setelah itu berjalan pergi. Yui lanjut berjalan ke kelasnya, kali ini terdiam. Saat sampai di kelas Yui langsung mendudukkan dirinya di bangkunya dengan rasa kesal. Yui terdiam, tidak sadar kalau ia sedang melamun. Hanako menghampiri Yui dan menepuk pundaknya. Yui melirik sahabatnya yang tersenyum padanya.
"Ada apa? Kau terlihat kesal.” Hanako bertanya, nadanya lebih lembut dari biasanya.
"Hana-chan... Aku benci gadis itu, dia mencoba merebut Hakuji dariku". Ungkap Yui. Hanako hanya menghela napas, sudah terbiasa dengan pola pikir kekanak-kanakan Yui. Mereka sudah menjadi teman dekat sejak umur 4 tahun, tentunya dia sangat mengenal nya.
Hanako menggenggam tangan Yui dan menyeretnya pergi. Yui sempat mengeluh karena dia baru saja duduk. Pada akhirnya Yui hanya mengikuti sahabat nya, entah Hanako akan membawanya kemana. Ternyata Hanako membawanya ke kantin. Dia tahu kalau akhir-akhir ini Yui selalu melewatkan makan siang. Yui sempat menolaknya tapi Hanako memaksanya, dia hanya ingin mengalihkan pikiran Yui dari Hakuji dan Rei. Selesai makan siang, Yui dan Hanako kembali ke kelas mereka. Entah kebetulan atau apalah itu, terdengar pemberitahuan kalau guru-guru akan rapat lagi dan jam pelajaran kedua di kosongkan.
Untuk meluangkan waktu, murid-murid lain pergi keluar atau ke kantin. Berbeda dengan Yui dan Hanako yang memutuskan untuk tetap di kelas saja. Yui mencurahkan isi hatinya kepada Hanako, tentunya sang sahabat hanya bisa mendengarkan saja. Yui berceloteh dari masalah Hakuji yang lebih perhatian ke gadis lain sampai hal yang lain seperti alat lukisnya yang selalu di pinjami oleh orang lain.
Mereka terlalu sibuk mengobrol sampai-sampai tidak sadar kalau sudah waktunya pulang. Hari ini Yui tidak sendirian, Yui pulang bersama sahabatnya, Hanako. Hakuji kemana? Entahlah, mungkin dia sudah pulang bersama Rei. Hari demi hari Yui lalui sambil menahan rasa cemburu. Rasa kebenciannya terhadap Rei semakin hari semakin besar. Hubungan antara Hakuji dan Rei semakin dekat. Setelah beberapa hari tidak berbicara dengan Hakuji, Yui memutuskan untuk berbicara pada nya saat Rei tidak bersamanya.
"Hakuji, bisakah kau ke rumah ku sore ini? Aku butuh bantuan dengan tugas Fisika. Sekalian ku masak kan makanan favorit mu, ajak juga Rei ya!" Yui bertanya, senyum masih tertampang di wajahnya.
"Oh? Tentu saja, aku akan membantu mu." Hakuji tersenyum lembut.
Gadis ini mengajak Rei ke rumahnya? Kebetulan sekali, biasanya dia akan menatap sinis Rei saat Hakuji tidak memerhatikan. Tapi sekarang? Entahlah, tidak ada yang tahu apa yang gadis ini rencanakan. Bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa jam sekolah sudah selesai. Para murid pulang ke rumah mereka masing-masing. Yui sedang di perjalanan pulang ke rumahnya bersama Hakuji dan Rei.
Sesampainya di rumah Yui, mereka bertiga di sambut dengan Tomu. Tomu mengeong, Yui menggendong kucingnya dan membawanya ke kamarnya.
"Kalian duduklah, aku mau ganti baju dulu." Yui melenggang pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamarnya Yui menempatkan Tomu di kasur lalu berganti pakaian. Yui mengambil obat tidur dari laci meja nya lalu menyimpannya di sakunya. Yui pun kembali ke rumah tamu bersama Tomu. Terdapat Hakuji dan Rei yang sedang duduk di sofa. Yui harus menahan emosinya saat melihat mereka berdua.
"Hakuji, Rei, aku mau memasak dulu untuk makan malam." Ujar Yui.
Hakuji dan Rei mengangguk dan tersenyum. Yui pun mulai memasak makanan
untuk mereka bertiga. Setelah makanannya matang, Yui menatanya di piring.
Diam-diam ia memasukkan obat tidur di makanan Rei dan Hakuji. Setelah itu Yui
menyajikan makanan itu kepada mereka berdua.
Rei dan Hakuji menyantap makanan itu tanpa rasa ragu. Beberapa menit setelah mereka memakan makanan itu, Hakuji dan Rei merasa mengantuk. Yui bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Setelah itu Rei dan Hakuji tertidur. Yui membawa mereka berdua ke basemen nya. Hakuji diikat menggunakan rantai, sementara Rei... Yui membelah perutnya dan mengeluarkan organ-organ nya. Setelah di keluarkan organnya, tubuh Rei di mutilasi oleh Yui menggunakan gergaji mesin.
Seperti biasa, Yui bangun pagi. Bedanya hari ini adalah hari libur, ditambah lagi cuacanya yang sedang hujan membuat Yui semakin malas beranjak dari kasurnya. Yui ingin tidur lagi tapi ia mengurungkan niatnya itu. Yui mengambil ponselnya yang ada di atas mejanya untuk melihat jam. Di layarnya menunjukkan pukul 06.47. Masih pagi... Begitu gumamnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, siapa yang meneleponnya pagi-pagi begini? Ternyata itu adalah Hanako. Tanpa ragu Yui mengangkat telepon dari Hanako.
"Yui-chan, selamat pagi!" Sapa Hanako. Gadis ini begitu ceria...
Yui hanya membalas sapaan dari sahabatnya dengan gerutu dan gumaman kecil. Jelas sekali bahwa nyawa gadis ini belum terkumpul semuanya. Entah apa yang dimakan oleh gadis ini, dia selalu bersemangat setiap waktu. Hanako cekikikan mendengar gerutu Yui, menurutnya itu adalah hal yang lucu kalau di lakukan oleh Yui. Tomu, kucing peliharaan milik Yui memasuki kamarnya dan naik ke atas kasurnya, Tomu meringkuk di samping Yui sambil menggosokkan kepalanya ke tangan nya. Hanako mendengar suara dengkuran halus Tomu lewat telepon lalu terkekeh pelan. Dia tahu bahwa sahabat sangat menyukai kucing.
Keheningan menyelimuti Yui, hingga setengah beberapa menit dia berkata pada sahabat nya...
"Hana-chan... Aku mau Hakuji, tapi gadis sialan itu selalu menghalangi ku". Seketika Hanako terdiam. Suara Yui kali ini terdengar sangat serius, gadis ini benar-benar jatuh cinta dengan Hakuji. Keheningan kembali menyelimuti mereka, hanya ada suara rintikan hujan yang terdengar.
"Entahlah... Gadis itu seperti juga menyukai Haku-" Belum sempat Hanako menyelesaikan kalimatnya, Yui mematikan telepon nya dan langsung beranjak dari kasurnya. Yui berjalan ke kamar mandi, menyalakan keran dan mulai mengisi bak mandi dengan air hangat. Yui menanggalkan pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi. Hangat... Setidaknya berendam di air hangat bisa menenangkannya sedikit. Hujan semakin deras, Yui menyelesaikan sesi berendamnya. Dia mengambil handuk untuk membungkus tubuhnya lalu pergi ke kamarnya.
Selesai berpakaian, Yui turun ke dapur untuk membuat sarapan. Sarapan pagi ini hanyalah roti lapis sederhana. Setidaknya itu bisa mengganjal lapar meskipun hanya sebentar saja. Selesai makan Yui kembali ke kamarnya. Tidak tahu apa yang harus di lakukannya, Yui memutuskan untuk... Melamun. Perhatian Yui teralihkan ke ponselnya. Yui mengambil ponselnya dan membuka 'group chat' nya. Apa yang mereka bicarakan? Mengapa ramai sekali? Ternyata mereka hanya membahas tentang tugas. Yui santai saja karena dia sudah menyelesaikan. Yui berbaring di kasurnya, menutup mata dan menghela napas panjang.
"Hanya mimpi ya…? Aku penasaran apakah aku masih hidup atau tidak..." Yui membuka matanya, menemukan dirinya yang tergeletak di lantai 'basement' nya.
Yui melihat perutnya yang tertusuk dengan pisau. Dia melirik sekelilingnya, pandangannya tertuju pada Hakuji yang sedang mencoba melepas rantai yang melilit kakinya. Yui mencabut pisau yang menusuk perutnya dan membiarkan darah mengalir dari lukanya. Dia kemudian bangun dan berjalan ke arah Hakuji dengan pisau digenggamnya. Yui menatap dingin ke arah Hakuji
"Hei Hakuji... Aku sempat berharap bisa memiliki mu, tapi ternyata kau lebih tertarik dengan gadis bodoh itu ya? Kau pikir kau bisa langsung menyingkirkan ku dan lari dari sini? Jika kau ingin pergi, pergilah ke neraka bersama ku".
Yui mencekik leher Hakuji dan menancapkan pisaunya tepat di jantungnya.
"If I can't have you, no one can" Yui menarik pisaunya dari jantung Hakuji dan menancapkan ke lehernya sendiri.
Dari ceritanya sudah bagus, tapi masih ada sedikit typo dan ending nya saya tidak mengerti
BalasHapusceritanya bagus banget plis!! hnya sya kurang paham sma endingnya..
BalasHapus