Selasa, 29 Oktober 2013

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL CINTA DALAM SECANGKIR CAPPUCCINO KARYA E.L. HADIANSYAH

Tugas

DISUSUN OLEH:
YOLANDA NOFIANA
A1D1 11 085


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
SULAWESI TENGGARA
2012






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya itu penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa halangan yang berarti.

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesikan makalah ini dengan baik.

Penulis sadar laporan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatsan literatur dan tingkat pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk penulisan penulis kedepan.

Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Penyusun
Yolanda Nofiana











DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
1.2    MASALAH
1.3    TUJUAN
1.4    MANFAAT
BAB II KAJIAN PUSTAKA
    2.1 TOKOH
    2.2 ALUR
    2.3 LATAR
BAB III METODE
    3.1 DATA DAN SUMBER DATA
    3.3 TEKNIK ANALISIS DATA
BAB IV PEMBAHASAN
    4.1 TOKOH
    4.2 ALUR
    4.3 LATAR
    4.4 HAL MENARIK / NILAI
BAB V PENUTUP
    5.1 KESIMPULAN   
    5.2 SARAN









BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan. Sebuah pengungkapkan personal manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran nyata yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. (Sumardjo, 1986 : 3)
    Saxby (1991 : 4) menyatakan bahwa sastra pada hakikatnya adalah citra kehidupan gambaran kehidupan. Citra kehidupan dapat dipahami sebagai penggambaran secara konkret tentang model – model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam kehidupan faktual sehingga mudah diimajinasikan saat dibaca. Sastra tidak lain adalah gambaran kehidupan yang bersifat universal tetapi dalam bentuk yang relatif singkat karena memang di padatkan. Dalam sastra tergambar peristiwa kehidupan lewat karakter tokoh dalam menjalani kehidupan yang dikisahkan dalam alur cerita.
    Berbagai bentuk karya fiksi telah memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan  sastra di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya apresiasi masyarakat. Mulai dari meningkatnya bacaan pada buku – buku sastra, majalah serta koran yang memuat hasil – hasil sastra, meningkatnya kegiatan pergelaran sastra, meningkatnya situs – situs sastra di internet.
    Karya sastra selain hadir sebagai dunia yang memiliki totalitas dan mengemban makna sebagai dirinya sendiri juga dapat dijadikan objek studi. Bentuk karya fiksi yang sering dijadikan sebagai bahan studi adalah novel.
    Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas (Semi, 1988: 32). Sebuah novel biasanya men ceritakan tentang kehidupan manusia dengan bermacam – macam masalah dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya. Baik itu menyangkut pikiran mereka, duka nestapa dan kebahagiaan mereka kemarahan, kebencian, kerinduan, tentang keberanian dan kepengecutan, kesetiaan dan penghianatan, kejujuran dan kebohongan, konflik, dan keselarasan serta kehormatan dan kehancuran martabat. Seorang pengarang berusaha semaksimal mungkin mengarahkan pembaca kepada gambaran – gambaran realita kehidupan lewat cerita yang ada dalam novel tersebut. Seperti halnya novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino yang di tulis oleh E.L. Hadiansyah ini terlihat hidup.
    Novel merupakan gambaran sebuah lingkaran yang ada di dalamnya terjadi berbagai peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia. Secara spesifik realita yang terjadi tersebut mengahadirkan fenomena kejiwaan tertentu yang dialami langsung oleh tokoh ketika merspon atau bereaksi terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Hadirnya berbagai macam peristiwa terkadang menimbulkan konflik adalah sebagai pemberi jiwa bagi karya itu (Novel) sebab tanpa konflik maka karya itu dirasakan kurang menarik.
    Salah satu hal yang menarik dari novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E.L. Hadiansyah adalah tokoh – tokohnya. Tokoh –tokoh dalam novel ini mengalami berbagai macam konflik terutama konflik batin. Konflik – konflik tersebut merupakan dampak dari perubahan emosi yang dialami oleh tokoh – tokohnhya secara terus menerus. Tokoh – tokohnya mengalami tekanan batin yang cukup mendalam bahkan ada yang memilih mati untuk mengakhiri penderitan dalam dirinya.
    Novel ini bercerita tentang pergulatan batin seorang pria bernama El ditengah hiruk pikuk kota Semarang. Terseok – seok El berusaha melewati pahit-getir kehidupannya, sekaligus membuat kita menggali makna lain tentang cinta. Setelah kegagalan pernikahannya El seolah tak mampu memberikan cintanya kepada wanita. Tetapi semua itu mendadak berubah ketika Alisa muncul. Wanita berparas bidadari itu tak hanya mencuri hatinya, namun juga mengembalikan kodratnya sebagai lelaki sayang ia belum bisa memberikan seluruh cintanya pada wanita itu, karena di sudut terdalam hatinya ia masih mencintai Tian lelakinya itu.
    Dilema muncul ketika ia harus memilih. Sebagai lelaki sudah seharusnya ia menikahi Alisa, namun hati kecilnya menuntunya kearah berlawanan. Ketika semakin mendesak, siapa yang akhirnya ia pilih? Apakah Tian, cinta sejati yang telah menariknya keluar dari kubangan hitam kehidupannya? Ataukah Alisa wanita dengan mata penuh luka yang selalu membuatnya terpesona? Atau mengkin mengambil jalan lain. Ternyata dia lebih memilih tidak memilih satu diantara keduanya namun mempersatukan Tian dan Alisa dalam sebuah  pernikahan yang seharusnya pernikahan untuk El dan Alisa itu. Dan pada saat itu Tian dan Alisa yang sangat terkager-kaget tidak bisa berbuat banyak karena data-data pernikahan memang atas nama Tian.


1.2    Masalah
    Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis struktural novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E.L. Hadiansyah.

1.3    Tujuan
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan analisis struktural novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E.L. Hadiansyah.

1.4    Manfaat
1.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Analisis Struktural dalam novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino dan mengkaji nilai-nilai budaya menggunakan semiotik dalam novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E. L. Hadiansyah
2.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang struktur novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E. L. Hadiansyah















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

    Menurut Nurgiantoro (2005: 9) novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Roman ataua novel merupakan prosa rekaan yang panjang isisnya diagkat dari kehidupan sehari – hari baik itu masalah kejiwaan sejarah, masalah sosial, yang menyuguhkan tokoh – tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa – peristiwa secara tersusun.
    Novel merupakan gambaran sebuah lingkaran yang ada di dalamnya terjadi berbagai peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia. Secara spesifik realita yang terjadi tersebut mengahadirkan fenomena kejiwaan tertentu yang dialami langsung oleh tokoh ketika merspon atau bereaksi terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Hadirnya berbagai macam peristiwa terkadang menimbulkan konflik adalah sebagai pemberi jiwa bagi karya itu (Novel) sebab tanpa konflik maka karya itu dirasakan kurang menarik.

2.1.    Tokoh
    adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau kelakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman), 1995: 12). Dalam cerpen ada faktor – faktor yang melekat lansung pada tokoh adalah persoalan penamaan peran keadaan fisik serta karakter. Nama tokoh dapat menunjukan latar tertentu warna kedarahan juga akan muncul.
    Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995: 165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita rekaan. Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Kesimpulan “Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
    Tokoh cerita menurut Abrams (1981;20) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dan ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan tersebut juga dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dengan penerimaan pembaca. Dalam hal in i khususnya dari pandangan teori resepsi, pembacalah sebenarnya yang memberi arti semuanya. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal). Perbedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh kualitas pribadi daripada dilihat secara fisik.

2.2    Alur
    Menurut Semi (1988:43) alur atau plot adalah stuktur rangkaian kejadian dalam cerita yang di susun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagaian- bagian – bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur merupakan perpaduan unsur yang membangun cerita. Dalam karya fiksi sering kali disusun dengan peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita menurut urutan waktu terjadinya atau menurut hubungan sebab akibat.
    Menurut keraf (1993:148) plot merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam sebuah kisah. Plot merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi yang berusaha memulihkan situasi yang seimbang dan harmonis. Plot atau alur dalam sebuat cerita haruslah bersifat padu dalam peristiwa – peristiwa yang ditampilkan dimana peristiwa – peristiwa yang berhubungan sebab akibat.
    Alur atau plot sebuah karya fiksi menurut foster (1970:94-5), memiliki sifat misterius dan intelektual, dan alur menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik yang mampu menarik atau bahkan mencekam pembaca. Sifat misterius alur tersebut nampaknya tidak berbeda halnya atau kaitannya dengan pengertian suspense, rasa ingin tahu pembaca, foster juga mengakui bahwa unsur suspense merupakan suatu hak yang sangat penting dalam alur sebuah karya naratif. Oleh karena itu alur bersifat misterius. Untuk memahaminya diperlukakan kemampuan intelektual, tanpa disertai dengan adanya daya intelektual, menurut foster tak mungkin orang dapat memahami alur dengan baik, hubungan antara peristiwa,kasus atau berbagai persoalan yang diungkapkan dalam sebuah karya karena belum tentu ditujukan secara eksplisit dan langsung oleh pengarang. Plot adalah peristiwa kunci cerita dan logika yang menggabungkan peristiwa utama dengan peristiwa lainnya, yang berfungsi memperkuat peristiwa itu. Plot menjalin sebab dan akibat untuk membangun hubungan ini. Tolstory mengandalkan filosofi tradisional yang berdasarkan pada sebab akibat ( atau paling tidak hubungan antara berbagai peristiwa yang terjadi) dan nilai-nilai dasar yang berharga seperi kehidupan dan cerita.        

2.3  Latar
    Menurut Sumardjo (1997:75) seting dalam fiksi bukan hanya sekedar background. Artinya bukan hanya menunjukan tempat kejadian dan kapan terjadinya. Sebuah cerpen atau novel memang harus terjadi di suatu tempat dan dalam satu waktu. Harus ada ruang dan tempat kejadian.
    Menurut Santoso (1995: 113) latar adalah segala keterangan petunjuk dan pengacuan yang berkaitan dengan ruang dan waktu dan suasana terjadinya peritiwa dalam sebuah karya sastra. Latar banyak memberikan informasi kepada pembaca mengenai keadaan alam tempat kapan peristiwa berlangsung dan dalam peristiwa apa terjadi.
    Menurut Sudjiman (1988: 44) latar adalah segala keterangan mengenai waktu ruang dan suasana terjadinya certita. Unsur latar dalam cerita adalah agar dapat mencerminkan hubungan cerita dengan kehidupan manusia sehari – hari.
    Pada dasarnya, setiap karya satra (novel) yang membentuk cerita selalu memiliki latar. Latar adalah situasi, tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita. Tercakup pula di dalamnya lingkungan geografis, pekerjaan, benda-benda dan alat-alat yang berkaitan dengan tempat terjadinya cerita waktu, suasana dan periode sejarah. Adanya penggunaan latar dalam sebuah cerita, membuat pembaca atau penikmat sastra seolah-olah seperti dalam kehidupan sebenarnya. Dalam hal ini penggunaan latar sangat mendukung terciptanya karya sastra dan menarik perhatian para pembaca atau penikmat sastra. Latar atau seting disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan linggkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981:175). Stanton (1965) mengelompokan latar, bersama tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal ini yang akan dihadapi dan dapat di imajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Atau, ketiga hal inilah yang secara kongkret dan langsung membentuk cerita: tokoh cerita adalah pelaku dan penderita kejadian-kejadian yang bersebab akibat, dan itu perlu pijakan, dimana dan kapan.
    Ada beberapa fungsi latar, yaitu (1) dapat memberikan informasi (tempat, waktu), (2) sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh, dan (3) menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh (sudjiman, 1988:44) sejalan dengan butir ketiga, latar memiliki fungsi psikologis sehingga mampu menuansakan makna tertentu. ( Aminuddin, 1995:67).



























BAB III
METODE PENELITIAN


3.1    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dikatakan deskriptif karena peneliti mendeskripsikan data yang akan dianalisis berupa unsur intrinsik dari novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E. L. Hadiansyah. Dikatakan kualitatif karena dalam menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan satu sama lain menggunakan kata-kata atau kalimat bukan menggunakan angka-angka statistik.

     3.2  Data dan Sumber Data
a.    Data
    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa berupa unsur yang menggambarkan struktur cerita dalam novel Cinta dalam Secangkir Cappucino karya E. L. Hadiansyah yang meliputi tokoh, alur dan latar.

b.    Sumber Data
    Sumber data dari penelitian ini adalah novel Cinta dalam Secangkir Cappucino/
E. L. Hadiansyah, penyunting Gari-cet.1-Yogyakarta: Eazy Book, 2012, 224 hlm;13x19 cm








     3.3 Teknik Analisis Data
    Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural yang menelaah unsur-unsur yang membangun dari dalam sebuah karya sastra. Pendekatan struktural memandang karya sastra sebagai suatu karya yang bersifat otonom dan dapat berdiri sendiri. Pendekatan struktural pada dasarnya menggiring para pembaca/penikmat sastra dalam upaya mengenal unsur-unsur intrinsik suatu karya sastra. Hal ini sesuai dengan masalah utama dalam penelitian ini, yaitu struktur dalam novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino karya E. L. Hadiansyah. Dalam menggunakan pendekatan struktural, penulis mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan struktur cerita.























BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    Tokoh
4.1.1 Identifikasi Tokoh
-    El atau Delta Fiartha
-    Yofa
-    Tian
-    Alisa
-    Manda
-    Shinta
-    Linda
-    Nenek Tian

4.2.1 Hubungan  Antar Tokoh
                       
-    El atau Delta Fiartha
-    Yofa
-    Tian
-    Alisa
-    Manda
-    Shinta
-    Linda
-    Nenek Tian




4.3.1 Tokoh Utama dan Tokoh Bawahan
     Tokoh Utama:
-    El
-    Yofa
-    Tian
-    Alisa
Tokoh Bawahan
-    Manda
-    Shinta
-    Linda
-    Nenek Tian

4.4.1 Tokoh Bulat dan Tokoh Datar
Tokoh Bulat:
-    Yofa
-    El
Tokoh Datar:
-    Alisa
-    Tian   

4.5.1    Tokoh Protagonis dan Antagonis
Tokoh Protagonis:
-    El
-    Yofa
-    Tian
-    Alisa
Tokoh antagonis
-    Shinta


4.6.1 Karakter Tokoh

El atau Delta Fiartha: baik, lelaki dengan mata penuh luka mempunyai kisah percintaan yang rumit dalam kehidupannya
Yofa: baik, sahabat El yang selalu mendengarkan keluh kesah tentang semua masalah El. Dan ikhlas menyerahkan Alisa demi El
Tian: baik, pengertian, penyanyang dan sangat mencintai El kekasihnya
Alisa: baik, wanita cantik yang menarik perhatian El dan Yofa tetapi cenderung mencintai El
Manda: baik, seorang waitres di cafe kesukaan El dan Yofa
Shinta: wanita yang tega meninggalkan El di hari pernikahan mereka
Linda: sahabat Tian dan El. Seseorang yang telah mempertemukan Tian dan El
Nenek Tian: nenek yang sabar yang selalu menasehati cucunya Tian

4.2 Alur
A.    Sekuen
1.    El menghabiskan waktu di kafe
2.    Sambil menikmati alunan tembang jawa
3.    Ia memikirkan kenangan pahit tentang dirinya
4.    Yofa datang terlambat
5.    Yofa menasehati El agar merubah kebiasaan begadangnya
6.    Namun El tetap diam
7.    Yofa tak bisa menemani El hingga larut besok dia ada kuliah. El tetap saja diam
8.    Manda datang membawa black tea pesanan Yofa
9.    Yofa juga hanya diam menyaksikan tingkah sahabatnya itu
10.    Kafe memutar lagu – lagu keroncong malam itu
11.    Sejhe nama kafe itu terletak di kota Semarang
12.    Sudah satu minggu mereka menghabiskan malam di kafe itu untuk mengusir penat
13.    El yatim sejak dalam kandungan ayahnya meninggal dalam kecelakaan
14.    Dan dia pun tak tahu bagaimana kronologis peristiwa itu terjadi
15.    Kedua lelaki itu masih khusyuk dalam khayalan masing – masing
16.    Seorang perempuan memasuki kafe
17.    Lamunan Yofa tersadar ketika dia merasakan benda mungil yang ia hisap perlahan mulai habis, dan tidak sengaja melihat perempuan itu niatnya menyulut rokok terhenti karena memandang wanita itu
18.    Parasnya cantik serta perawakannya tinggi semampai
19.    Membuat Yofa mengurungkan niat melanjutkan khayalannya
20.    Bukan hanya Yofa yang terkesima oleh kecantikan wanita itu bahkan tiga orang lelaki yang ada di kafe itu pun terkesima
21.    Manda meghampiri wanita itu dan berlalu setelah mencatat menu yang di pesan
22.    Mata Yofa bertahan pada perempuan cantik itu, perempuan itu memang cantik
23.    Pembawaannya begitu tenang senyumnya sangat manis
24.    Yofa menyadarkan El dan menunjuk kearah perempuan itu
25.    Justru menoleh padanya dia salah tingkah
26.    Yofa tertunduk malu, membuat El keheranan melihat tingkah sahabatnya itu
27.    Dia sadar bahwa Yofa memberi tanda kearah permpuan itu
28.    El tertegun dia melihat perempuan itu dari bahu kananya
29.    Merasa diawasi perempuan itu berpindah tempay duduk
30.    Yofa mengagetkan El yang masih tertegun menanyakan tentang perempuan itu
31.    Wajah El memerah menutupi perasaanya kata El perempuan itu cantik
32.    Tidak mudah bagi El menumbuhkan kepercayan pada seorang perempuan
33.    Yofa melangkah mendekati perempuan itu. Dia terkejut pipinya merona
34.    Melahirkan kecantikan yang berlipat membuat Yofa terkesima, gemuruh di dadanya berdetak kencang baru kali ini dia salah tingkah menghadapi perempuan
35.    Yofa memperkenalkan dirinya
36.    Nama perempuan itu Alisa. Nama yang indah seindah orangnya kata Yofa
37.    Membuat Alisa tersipu
38.    Hati Yofa melayang melihat senyuman Alisa dari dekat. Benar – benar memikat
39.    Yofa mengarahkan pandangan pada El agar dia segera datang bergabung
40.    El menggeleng tapi akhirnya menurut keinginan Yofa
41.    Yofa memperkenalkan El
42.    Alisa heran dengan namanya yang begitu singkat itu
43.    Delta Fiartha El melanjutkan di panggil El agar lebih mudah di ingat
44.    Membuat Alisa tersenyum renyah
45.    Membuat El mulai tertarik pada Alisa
46.    Yofa meledek El lama sekali menjabat tangan Alisa
47.    Mereka tertawa menambah keakraban di antara mereka
48.    Malam benar – benar melenakan menutupi luka yang sempat menyiksa
49.    El terbangun dari tidurnyakarena ponselnya berdering
50.    Yofa mengajak ke kafe pukul sepuluh nanti  El mengiyakan lalu kembali melanjutkan tidurnya
51.    Pukul sepuluh malam Yofa telah sampai di cafe dia ingin sekali bertemu El dan menceritakan keanehan yang terjadi pada dirinya selepas perjumpaan dengan Alisa
52.    Tapi El belum datang juga dia menegok jam dinding dua puluh menit melewati waktu yang disepakati, berapa kali ia coba hubungi ponsel El sia-sia nomornya tidak aktif
53.    Sedan hitam memasuki tempat parkir kafe
54.    Yofa senang sahabatnya telah datang dia melangkah keluar
55.    Namun tiba-tiba langkahnya terhenti
56.    Yofa terkejut menyaksikan siapa yang keluar dari mobil El. Alisa
57.    El terpogoh membukakan pintu untuk Alisa
58.    Mereka melangkah mesra di bawah payung kecil menuju kafe
59.    Yofa terdiam darahnya seakan berhenti mengalir. Benarkah dia telah kalah?
60.    Yofa menguasai diri kembali tergesa-gesa kembali kekursinya mengambil jaket
61.    Mengambil jaket lalu membayar bil yang telah dipesan melangkah setengah berlari
62.    Keluar melalui pintu belakang menerobos hujan
63.    memasuki mobil dan melaju dengan terburu-buru
64.    Di dalam kafe El bingung tidak menemukan Yofa
65.    El bertanya pada manda pakah Yofa tadi datang ke kafe Manda menjawab tidak
66.    Yofa tidak datang dari tadi
67.    Waktu berlalu dengan pasti kegundahan El kini hilang tertelan kebersamaan yang indah dengan Alisa sesekali El mencoba menghubungi ponsel Yofa yang tetap tidak aktif
68.    Sejak awal El mengagumi kecantikan Alisa dia tidak menyangka
69.    Akan berdua dengan Alisa menghabiskan malam di kafe bersama perempuan itu
70.    Lima belas menit lagi kafe off  manda datang membawa bill
71.    Hujan telah reda menyisakan udara yang sangat dingin terasa
72.    Yofa merasa kecewa dengan kejadian semalam
73.    Setelah dari kafe dia pergi ke sebuah diskotik
74.    El megirim pesan singkat ke ponsel Yofa masih tertunda
75.    Dua hari ini Yofa lebih suka berdiam diri di kamar bermalas-malasan
76.    Sejak kejadian malam itu El juga dirundung gelisah
77.    Dia hanya mampu menerka-nerka apa yang sebenarya terjadi pada sahabatnya itu
78.    Sudah empat hari El dan Tian tak berkomunikasi. Hanya sekedar mengatur ritme
79.    Percintaan mereka terbilang aneh dan unik  bahkan terbilang tidak wajar
80.    Bagaimana mungkin seorang lelaki bisa menjalin hubungan dengan lelaki lain?
81.    Tapi itulah kenyataannya
82.    Setelah pertemuan El dan Alisa, pertemuan El dan Yofa kandas karena kecewa
83.    Yofa masih menghindar dari El sebelum mampu memutuskan apa yang seharusnya ia lakukan
84.    Disisi lain El semakin gigih mencari tahu keberadaan Yofa
85.    Sebelum bertemu Alisa El memang sering gundah mengingat
86.    Usianya sudah semakin bertambah tuntutan dari sang mama untuk segera menikah
87.    Kini El telah menemukannya Alisa perempuan dengan kecantikan yang memukau
88.    Namun dia tetap ragu menjalin hubungan dengan Alisa
89.    Selain masalah Tian, keberadaan Yofa yang kini tak jelas
90.    Yofa adalah sahabat yang paling bisa memahami El
91.    Malam perlahan lanjut usia
92.    El baru saja memarkirkan mobil lalu berjalan menuju kafe. Dia hanya sendiri
93.    El terhenti sejenak di depan pintu kafe pandangannya terhenti ketika ia melihat
94.    Seseorang di kursi tempat ia bisa duduk. Ternyata Yofa
95.    Yofa tak menyadari kehadiran El meski duduknya meghadap pintu masuk
96.    El buru-buru mendekati sahabatnya dan berhenti tepat di depan Yofa
97.    Yofa tersentak kaget ingin rasanya ia lari
98.    El bertanya kepada Yofa selama ini ia kemana
99.    Yofa menjawab bahwa ia sibuk kuliah
100.    El tahu Yofa berbohong karena ia sempat kekampus tapi tak ada Yofa di sana
101.    Hujan mulai turun rintik-rintik. Suara guntur menggelegar beberapa kali
102.    Yofa menanyakan apakah ia menyukai Alisa kepada El 
103.    El memang sangat mencintai Tian namun tak dapat di pungkiri jika ia jatuh hati pada Alisa. Sebenarnya hal itu telah ia bicarakan dengan Tian mereka sepakat untuk Mendukung satu sama lain jika salah satu menemukan perempuan tambatan hati
104.    Namun sayang semua tak semudah apa yang sempat mereka bicarakan
105.    El merasa takut meninggalkan Tian dalam kesendirian
106.    Bagaimanapun lelaki itulah yang dulu menemaninya  melawan sakit karena
107.    Pernikahanya kandas begitu saja
108.    Perasaan Yofa campur aduk dia senang sahabatnya mampu kembali mencintai Perempuan namun ia tak yakin sanggup mengikis rasa cintanya pada Alisa
109.    Terpogoh-pogoh El berjalan mendekati pintu kemudian mendekatinya
110.    Seorang lelaki dengan senyum manis berdiri di depanya
111.    Mereka berperlukan sesaat kemudian mereka masuk kedalam kamar
112.    Dia tersentak saat El memeluknya dari belakang
113.    Lelaki itupun balas memeluk lelaki yang sangat ia cintai
114.    Dialah Tian kekasih yang sangat El cintai selama ini
115.    Senja telah renta ketika El terbangun dari tidurnya dia labuhkan kecupan lembut
116.    Di kening Tian membuat lelaki itu tebangun dari tidurnya
117.    Hari telah gelap ketka El dan Tian baru sja menyantap bakmi Jawa yang keliling
118.    Yang lewat di depan rumah
119.    Tian bertanya kepada El tentang apa yang ingin ia katakan padanya
120.    Dan memberikan kepada El
121.    El menarik napas panjang. Diteguknya minuman yang diberikan Tian tadi
122.    Sejenak dia terdiam menyusun keberanian untuk
123.    Menyampaikan apa yang telah dia alami dalam minggu ini
124.    El mengatakan jika salah satu dari mereka menemukan perempuan yang tepat
125.    Dijadikan kekasih atau istri
126.    Tian menyakan kepada El pakah ia telah menemukan perempuan itu
127.    El terdiam mengubah posisi duduknya yang sebenarnya sudah nyaman
128.    Lalu bercerita tentang pertemuannya dengan Alisa tiga hari yang lalu
129.    Tian bertanya pakah ia tertarik pada Alisa
130.    El bilang ia hanya merasa nyaman jika bersamanya
131.    Tian mendukung apa yang dirasakan El untuk masa depan El
132.    El menceritakan secara detail awal mula pertemuannya dengan Alisa
133.    Dia juga menjelaskan apa saja yang terjadi pada malam kedua mereka bertemu
134.    Salah paham dengan Yofa dan dukungan yang diberikan sahabatnya itu kepadanya
135.    Tian mendengarkan dengan sabar dia tampak senang saat El
136.    Mengatakan keakraban yang terjalin antara dirinya dan Alisa
137.    Meski sebenarnya ada rasa sakit mulai menjalar dalam hati lelaki itu
138.    Bagaimanapun ia sangat mencintai El
139.    Dadanya terasa sesak dibakar cemburu
140.    Namun tian berusaha menyembunyikan perasaanya
141.    Dia tak mau membuat El kecewa dengan rasa cemburunya
142.    Malam telah matang jam dinding telah menunjuk ke arah angka sebelas
143.    Itu berarti hampir empat jam mereka menghabiskan
144.    Waktu membicarakan perempuan yang bernama Alisa
145.    Tian masih saja dengan sabar menyusun kalimat untuk mendukung sang kekasih
146.    Dia tak peduli dengan sakit yang menghimpit persaannya
147.    Waktu berangsur pelan meninggalkan setiap orang yang tak mau
148.    Memanfaatkanya dengan baik
149.    Pembicaraan itu pun usai membawa kegembiraan dalam hati El
150.    Sekaligus menyisakan luka yang menganga dalam dada Tian
151.    Keadilan memang tak selalu tercipta di dunia ini begitu juga untuk mereka
152.    Di saat yang El bahagia menatap hari esok
153.    Justru kekashinya harus menaggung sakit yang menyiksa entah sampai kapan
154.    Seperti biasa, agak malas El bangun dari tidurnya
155.    Jika bukan karena aroma kopi moka, mungkin
156.    Lelaki itu tetap tidur hingga siang
157.    Tian selalu punya cara untuk membangunkan kekasihnya
158.    Sejak terbangun fajar tadi dia langusung
159.    Membereskan barang-barang yang berserakan
160.    El bangkit dari tempat tidur lalu mengambikl secangkir kopi di meja kecil
161.    Rumah El sangat mungil sang mama yang tinggal di Jakarta sengaja
162.    Membeli rumah itu untuk di tempati putra tunggalnya
163.    El sangat suka menhabiskan senja diteras
164.    Menikmati suasana sendu dan semburat jingga yang terlihat di ujung barat
165.    Inilah waktu yang sangat dia sukai , senja
166.    Kedatangan Tian selalu membuat rumah itu terlihat lebih hidup
167.    Dia hadir seperti malaikat bagi El
168.    Pribadinya yang rapi dab menyukai kebersihan sangat di butuhkan oleh El
169.    Yang pemalas dan tak memperdulikan penampilan
170.    Tiga hari berlalu sejak kehadiran Tian datang kerumah itu
171.    Mereka mengisi waktu dengan cinta dan perhatian
172.    Meski begitu ada yang berbeda dari pertemuan  mereka kali ini
173.    Kadang El terlihat kaku di depan Tian juga sebaliknya
174.    Kata-kata pun dijaga agar tak menyinggung satu sama lain
175.    El menikmati senja yang telah renta di samping rumah
176.    Tian datang dengan dua gelas kopi moka kesukaanya
177.    Tian bertanya kepada El apakah ia serius dengan Alisa
178.    El diam seakan kata-kata itu tak pernah di tujukan kepadanya
179.    Dia menoleh kearah Tian  dengan tatapan tajam seakan
180.    Mengetahui jalan pikiran  lelaki itu
181.    Tian menarik napas berat terasa ada bongkahan batu besar
182.    Yang menghimpit perasaan hampir saja ia meneteskan air mata
183.    Kata El apa itu yang terbaik , butiran bening  mulai meleleh dari kedua mata Tian dan El mereka sama-sama tak lagi mampu membendung
184.    Kesedihan yang bergelayut dalam hati       
185.    El menemui Alisa setelah Tian kembali ke kotanya
186.    Kembali melakukan pendekatan untuk mengetahui
187.    Bagaimana sebenaranya sosok perempuan yang tengah menjerat hatinya itu
188.    El masih belum mau mengakui jika ia jatuh cinta
189.    Pada Alisa baginya rasa yang ada saat ini sebatas
190.    Simpati melihat kecantikan yang tak hanya muncul dari fisik semata
191.    El ingin mencertitakan tentang sebuah rahasia besar pada Alisa
192.    El menceritakan semua tentang dirinya mulai dari kegagalan pernikahannya
193.    Alisa termangu ia tahu kenapa mata itu menyimpan luka yang begitu dalam
194.    Bagaimana ia bertemu dengan  lelaki itu melalui Linda teman El,
195.    Entah secara kebetulan atau tidak dia sering bertemu
196.    Tian di mall di rumah makan atau bahkan menghabiskan malam berdua
197.    Khidmat Alisa mendengar tiap kata dari bibir El
198.    Pernah ia dan temannya Linda pergi ke sebuah diskotik menikmati musik bersama
199.    Ia mabuk berat hingga untuk berdiri saja susah
200.    Lelaki itu mengantar El pulang kerumahnya walaupun ia telah meneguk
201.    Minuman yang tak sedikit kesadaranya masih terjaga
202.    Linda pulang karena tak mungkin ia menjaga El hanya lelaki itu
203.    Yang tetap tinggal untuk menjaga El dan mereka melakukan hubungan intim
204.    Selayaknya lelaki dan perempuan
205.    Alisa terkejut bukan main tak percaya denga apa yang ia dengar
206.    El kembali tertunduk hujan tampak deras mengguyur kota
207.    Pagi hari ia terkejut menyadari tak satupun pakaian di tubuh  El
208.    Ia marah dan memukul lelaki itu dan mengusirnya dari rumahnya
209.    Setelah banyak kejadian yang telah dilewati sejak kejadian itu
210.    Hubungan mereka semakin dekat dan
211.    Menjalin hubungan selayaknya lelaki dan perempuan
212.    Ada beban berat yang kini berdiam didada Alisa
213.    Iingin rasanya menjerit tapi sia-sia suaranay tersumbat
214.    Di luar hujan semakin deras suara guntur dan
215.    Hembusan angin mewarnai turunya air di kota Semarang
216.    El melanjutkan kisahnya mengulang masa pertemuanya dengan perempuan yang
217.    Kini duduk di depannya menyatakan secara jujur apa yang ia rasakan
218.    Serta harapan yang masih tertanam: menikahinya
219.    Alisa semakin terkejut mendengarnya matanay berkejap
220.    Beberapa kali lalu tertunduk
221.    El menghembuskan napas panjang ada bongkahan beban
222.    Yang pelan ingin ia lepaskan dari dadanya
223.    El menceritakan ini kepada Alisa karena ia telah meilihnya agar ia mengetahui Tentang El dan tidak tertipu di kemudian hari
224.    Terbesit rasa bangga bercampur, kecewa, kini menyatu juga empati
225.    El tak mau memaksa Alisa ia telah siap jika harapan itu kandas
226.    Ada yang membuat El tenang dia telah mengungkapkan semua itu
227.    Kepada perempuan yang telah membuatnya jatuh cinta lagi
228.    Perempuan itu terlihat gusar
229.    Alisa bertanya kepada El apakah harus secepat ini
230.    Mereka baru saja kenal dan El belum tahu siapa Alisa sebenarnya
231.    Menurut El pertemuan yang singkat itu cukup untuk
232.    Menilai Alisa dan El siap menerima ia apa adnya menerima
233.    Segala kekurangan yang ada padanya
234.    Hujan benar-benar menunjukan kemarahanya malam ini
235.    Menyurutkan nyali orang-orang yang ingin mengahbiskan waktu diluar rumah
236.    El dan Alisa tak menggubris apa yang tengah berlangung di sekitarnya
237.    Bagi mereka masalah yang dihadapi lebih butuh perhatian
238.    Alisa sangat bangga pada El karena ia telah menceritakan semuanya pada Alisa
239.    Sebenarnya Alisa juga mempunyai catatan kelam dalam hidupnya
240.    Yang membuatnya takut menjalin hubungan dengan lelaki
241.    Tapi ia tak seberani El yang menjalin hubungan dengan sejenis
242.    Alisa tertunduk sejenak lalu perlahan menghujamkan tatapanya ke arah El
243.    Hampir saja ia limbung melihat
244.    Luka yang begitu dalam di mata lelaki itu
245.    Namun ia berhasil bertahan dan menguasai dirinya kembali
246.    Alisa juga meyukai El sejak pertama kali bertemu ia tak
247.    Tahu kenapa bisa gagal menjaga hatinya
248.    El senang mendengar ucapan Alisa
249.    Dia yakin perempuan itu akan menerima pernyataan cintanya
250.    Mereka memutuskan untuk bertemu di kafe tiga hari lagi
251.    Pukul dua dini hari El mengantar Alisa ke rumahnya
252.    Malam semakin malam berganti pagi dan
253.    Lembaran baru yang siap diisi dengan apapun
254.    El masih belum yakin dengan perasaannya
255.    Meski telah menyatakan cintanya kepada Alisa
256.    Namun dalam hati yang paling dalam dia juga ingin hidup dengan Tian
257.    Tiba-tiba dia merasa menyesal telah menyatakan perasaannya pada Alisa
258.    El menelpon Tian pada suatu senja
259.    Ia menceritakan apa yang terjadi antara dia dan Alisa tentang
260.    Waktu tiga hari yang mereka sepakati untuk mempertimbangkan semuanya
261.    Jam menunjukan pukul 19.30
262.    El masih bimbang untuk datang ke kafe menemui Alisa
263.    Bukan karena takut di tolak tetapi belum yakin dengan cinta yang pernah ia ucapkan
264.    El juga belum bisa melupakan Tian yang selama ini mengisi harinya
265.    Waktu terus berlalu  jam dinding hampir menunjukan waktu delapan malam
266.    El masih duduk merenung di bibir ranjang
267.    Diluar angin berhembus labil meski tak tampak mendung di angkasa
268.    Sebuah SMS masuk pelan El membuka matanya yang sembab
269.    Dari Alisa El menarik napas berat membongkar-bongkaran rasa yang
270.    Menggelayut di hatinya ia harus bersiap
271.    Sekitar jam sembilan El sampai di rumah Alisa
272.    Malam itu di Sejhe sangat ramai El menawarkan kafe di Tembalang
273.    Kafe “Shadow” nama kafe itu
274.    El menatap Alisa dan menggenggam tangannya
275.    Dengan tajam ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan
276.    Dari tatapan itu entah apa
277.    El tak mau memaksakan Alisa dengan hubungan yang di tawarkan El
278.    Alisa menceritakan tentang hubungannya yang kandas ditengah jalan
279.    Serta perlakuan kasarnya selama hampir tujuh bulan
280.    Wajah El tampak menegang entah apa yang ia pikirkan
281.    Udara terasa dingin sekali malam ini
282.    Panjang lebar kujabarkan apa saja yang menjadi pertimbanganku selam ini
283.    Pada inti jawaban Alisa terdiam sesaat
284.    Di tatapnya mata El lekat debaran dalam jantung Alisa berdetak tak beraturan
285.    El kembali menggengam tanga Alisa. Genggamanya begitu erat
286.    Menyalurkan rasa hangat dan ketenangan untuk Alisa
287.    Alisa menerima tawaran El untuk menjadi kekasihnya pada saat itu
288.    El menceritakan kejadian malam itu kepada Tian melalui telepon
289.    Ada rasa senang sekalligus sedih yang merasuk pada diri Tian
290.    Tak bisa di pungkiri bahwa ia masih sangat mencintai El
291.    Dengan terbata  El menyusun kata demi kata berusaha untuk
292.    Tidak membuat kekasihnya kecewa atas apa yang telah terjadi
293.    Antara ia dan Alisa
294.    Tian bisa memahami perasaan kekasihnya dia berusaha riang
295.    Meski cemburu berdentuman dihatinya demi membuat El bahagia
296.    Setelah kejadian malam itu El dan Alisa semakin akrab
297.    Hampir tiap malam mereka habiskan waktu untuk berdua
298.    El sendiri sebenarnya masih belum bisa
299.    Mencintai Alisa secara penuh
300.    Rasa canggung tampak jelas ketika Alisa hendak mencium dirinya
301.    El segera mengalihkan suasana dengan pembicraan tentang apapun
302.    Alisa sempat tersinggung dengan sifat El
303.    Dia takut apabila lelaki itu sudah tak punya hasrat pada permpuan
304.    Tapi prasangka-prasangka itu segera ia tepis
305.    Ia sadar bahwa El butuh proses untuk mencintai Alisa sebagaimana mestinya
306.    Dalam diri El sebenarnya ada keinginan untuk mencumbu Alisa
307.    Hanya saja bayangan Tian selalu hadir tiap kali mereka bersama
308.    El tak mau menyentuh Alisa terlalu jauh sebelum ia bisa lepas dari Tian
309.    Senja hadir dengan suasana yang sendu
310.    El duduk sendiri di samping rumah menatap langit barat denga pesonanya
311.    El terdiam menyusuri hari-hari yang dia lalui bersama dua kekasihnya
312.    Rasa lelah pelan-pelan merasuk dalam hati dan pikiranya
313.    El menyadari jika hari-harinya saat ini lebih banyak bersama Alisa
314.    Perlahan namun pasti lelaki ini mengikis perasaanya pada Tian
315.    Pernah El mengeluh pada Tian dia sampaikan kepada lelaki itu
316.    Keinginnanya untuk mengakhiri hubungannya dengan Alisa
317.    Dialog mereka berlangsung alot
318.    El tetap berkeinginan untuk mengakhiri hubunganya denga Alisa
319.    Sebaliknya Tian justru mengancam akan pergi jauh dari kehidupan El
320.    Jika ia tetap nekat mengakhiri hubungannya denga Alisa
321.    Dialog pun terputus tanpa ada jalan keluar yang di sepakati
322.    Tian menghubungi Yofa melalui teleponya ia meminta batuannya
323.    Tian ingin menanyakan apa kesalahannya sehingga ia berubah
324.    Yofa segera megirim SMS ke HP El mengatur janji untuk ketemu dengannya
325.    Sekitar pukul sepuluh El membaslas SMS Yofa
326.    Mereka sepakat untuk bertemu saat makan siang di rumanya
327.    Kini Yofa mengertia maksud sahabatnya itu dia hanya
328.    Ingin membuat Tian lebih kuat sebelum akhirnya mereka berpisah
329.    Yofa memahamkan tentang keinginan Tian El akhirnya mengerti
330.    El mengubungi Tian melalui HP panjang lebar lelaki itu menjelaskan kepada Tian
331.    Betapa ia sangat menyesal telah mengabaikannya
332.    Setelah kejadia itu El lebih perhatian kepada Tian
333.    Tentu saja tidak mengurangi intensitas hubungannya dengan Alisa
334.    Masa yang melelahkan bagi El percintaannya dengan Tian dan Alisa
335.    Tidak hanya menghadirkan rasa bahagia namun bimbang dan was-was
336.    El kini sering murung
337.    Minggu terakhir bulan September Tian datang ke Semarang
338.    Dia lebih banyak diam begitu pula dengan El
339.    Jam menunjukan pukul empat sore El baru terjaga dari tidurnya
340.    El melangkah ke kamar mandi
341.    Setelah mandi El mendekati Tian yang sedang duduk di teras samping rumah
342.     Pukul sembilan El keluar dari rumah
343.    El sampai di kafe sebelum hujan turun
344.    Pukul dua puluh tiga dua orang lelaki berjalan memasuki kafe mendekati El dan Alisa
345.    El terkejut bukan main melihat Yofa dan Tian telah berada di depanya
346.    Yofa bergabung dengan El dan Alisa sesaat kemudian dia melangkah ke kamar mandi
347.    El menyusul sahabtanya
348.    Langkahnya sedikit tergesa
349.    Tian mencium gelagat kurang baik dari kekasihnya
350.    Dia yakin mereka tak kan sampai berbuat bodoh di kafe ini
351.    Yofa keluar dari kamar mandi
352.    Serta merta El mencengkram baju lelaki itu
353.    Dan mendorongnya hingga merapat ke dinding
354.    Sebuah pukulan mendarat di muka Yofa membuatnya terjatuh
355.    Tak seorang pun melihat kejadian itu
356.    Gemuruh hujan mangalahkan suara gaduh yang baru saja terjadi
357.    Tian dan Alisa mulai akrab satu sama lain
358.    Yofa kembali dari kamar mandi dia terkejut tak melihat El
359.    Tian heran dengan pipi Yofa yang memar begitu juga Alisa
360.    Tian melangkah ke bar menunggu Es yang dia minta
361.     Menyempatkan ke toilet mencari El tak ada orang disitu
362.    Selepas pertengkaranya dengan Yofa El bergegas keluar dari kafe
363.    Melalui pintu belakang, pikirannya kacau oleh cemburu
364.    Dia terus melangkah manyusuri sepanjang jalan Pahlawan
365.    Mengadukan sakitnya kepada hujan
366.    Di kafe Tian mengompres luka Yofa yang terlihat memar
367.    Hatinya resah memikirkan El dimana
368.    Alisa juga gundah tak tahu harus berbuat apa
369.    Yofa juga merasa bersalah telah membakar hati sahabatnya
370.    Baru saja Tian melangkah seorang lelaki datang dengan terburu-buru
371.    Mendekati Yofa. Lelaki itu mengabarkan bahwa El jatuh pingsan di dekat bundaran air mancur di Jalan Pahlawan
372.    Dengan tergesa mereka ketempat yang di tunjuk
373.    Mobil Yofa melaju dengan kencang dia sunggh tak menyangka
374.    Apa yang ia lakukan akan menimbulkan masalah seperti ini
375.    El telah di bawa ketempat yang teduh saat ketiga temannya sampai
376.    Yofa segera melepas jaket dan menghangatkan tubuh sahabatnya
377.    Tian dan Alisa tak lagi mampu menahan air mata
378.    Melihat lelaki yang dicintainya menggigil tak berdaya
379.    Yofa segera mengangkat tubuh El di bantu Tian dan beberapa orang
380.    Kedalam mobilnya setelah mengucapkan terima kasih
381.    Membawa El pulang untuk dirawat sebagaimana mestinya
382.    El tersadar dari mimpi kepalanya terasa pening dan matanya terlihat sayu
383.    Yofalah yang pertama kali mengetahui kalau El telah siuman
384.    Pelan Yofa mendekati sahabatnya agar tak membangunkan Tian dan Alisa
385.    Namun sia-sia kedua orang ini pun terbangun saat Yofa mengucapkan kata maaf
386.    Tian bangkit ingin memeluk El yang matanya mulai berair
387.    Namun Alisa terlebih dahulu menyeka air mata lelaki itu
388.    Tian hanya mampu diam ras cemburu mulai membakarnya
389.    Di bergegas keluar dari kamar, memasuki kamar mandi
390.    Di kamar Alisa berusaha membuat El tersenyum
391.    Namun bukanya tersenyum malah membuat El menangis
392.    Tangisan inilah yang membuat Alisa menangis
393.    Dipeluknya tubuh El dengan erat mencuim kedua pipinya dengan rasa cinta
394.    Yofa tak tahan melihat apa yang terhampar di depannya
395.    Dadanya berkecamuk antar haru dan benci
396.    Yofa keluar dari kamar mencari Tian yang menurutnya juga sedang bersedih
397.    Alisa dan Yofa pamit pulang untuk menyelesaikan urusan masing-masing
398.    Alisa sempat heran melihat Tian mengambil baju dari lemari pakaian El
399.    Namun karena  kecerdikan Yofa kecurigaanya hilang
400.    Setelah kejadian malam itu kodisi El sudah dikatakan pulih
401.    Bahkan ia telah mampu menikmati senja yang begitu di cintainya
402.    Tian mendekati kekasihnya ada rasa sakit yang menghimpit dada Tian
403.    Dia tak paham mengapa El sedemikian marah padanya
404.    Tian membereskan baju-bajunya
405.     Tian melangkah pelan ke teras samping menemui El lalu berpamitan
406.    Senja hampir hilang Tian berjalan menyusuri sepanjang jalan
407.    Rasa dingin pula yang kini di rasakan Tian dia letaka koper yang sedari tadi
408.    Ia pegang tiba-tiba, ia bertemu dengan Yofa
409.    Yofa mengantar Tian kerumahnya agar besok saja ia kembali ke Solo
410.    Di dalam kamar mata Tian tak mampu terpejam pikiranya benar-benar kacau
411.    Sejak pertemuan di kafe itu Tian yakin jika Alisa seorang perempuan
412.    Yang layak mendampingi kekasihnya
413.    Yofa mengantar Tian ke stasiun Tawang
414.    Rumah El masih sepi
415.    El tersentak mendengar kata-kata Yofa kenapa semua itu
416.    Tak pernah terbesit dalam pikirannya
417.    Selama ini ia dibutakan oleh cemburu dan amarah
418.    Yofa bangkit dari tempat duduknya
419.    Lekat El menatap Yofa lama mata mereka beradu
420.    Ada rasa sesal yang ingin diungkapkan lewat  tatapan itu
421.    El meninta maaf atas semua yang telah ia lakuakn selama ini
422.    Yofa mengangguk ada rasa iba yang membumbung mengiris hatinya
423.    Alisa berangkat ke Solo
424.    Sebuah SMS dia kirim ke Tian dan Tian setuju
425.    Mereka meluncur ke sebuah Resto
426.    Alisa bertanya kepada Tian apakah dia lelaki yang pernah mengisi hari-hari El
427.    Tian hanya bisa diam suaranya hilang entah kemana
428.    Alisa memnita maaf kepada Tian karena ia telah merebut El darinya
429.    Tian mengikhlaskan El untuknya
430.    Tangis Alisa tak mampu di bendung ada perasaan sedih bercampur senang dalam hatinya
431.    Pagi-pagi sekali Yofa dan El berangkat ke Solo
432.    Selesai makan mereka menuju kampus UNS
433.    Menunggu Tian yang tengah Wisuda
434.    Acara wisuda selesai
435.    El dan Yofa mencari Tian mereka terkejut melihat Tian dan Alisa
436.    Yang sedang serius berbicara sembari menikmati es cendol di taman
437.    Tian berniat pergi
438.    El memberi syarat Tian boleh pergi sesudah
439.    El dan Alisa menikah
440.    Dunia terasa terhenti tak ada yang menyangka
441.    El akan mengatakan semua itu
442.    Tian hanya tertunduk merasakan kecewa yang teramat besar
443.    Pernikahan mereka akan berlangusng satu minggu lagi
444.    Pagi-pagi Alisa di sibukkan denganrencana pernikahan
445.    Yang baru tercetus kemarin
446.    Alisa berusaha meyakinkan orang tuanya dia jelaskan tentang
447.    Apa yang terjadi antara ia dan El
448.    Di tempat lain El juga sibuk menyiapkan pernikahannya
449.    Bolak-balik mereka ke kantor Urusan Agama
450.    Pagi yang cerah mentari datang dengan cahanya
451.    El masih terlelap di tempat tidur
452.    Kini keputusannya telah bulat pernikahan itu harus terjadi
453.    Jam dinding menunjukan pukul delapan pagi
454.    Malam nanti ijab-qobul pernikahannya akan terjadi
455.    El terbangun dengan napas tersengal
456.    Keringat dingin membasahi kening dan lehernya  akibat mimpi yang baru saja ia alami
457.    Rasa sedih berjejalan mengingat kenangan-kenanagan itu
458.    Hubungan yang ia tajut bersama Tian teramat indah
459.    Namun semua telah berlalu meninggalkan kenangan
460.    Yang indah sekaligus memilukan untuk di ingat
461.    Yofa sampai dirumah El lelaki itu terlihat rapi
462.    Seakan dia yang akan melangsungkan pernikahan
463.    El sendiri  tak mampu memahami perasaanya saat ini
464.    Antara senang sekaligus sedih mengalir jadi satu
465.    El masih terdiam di kursi
466.    Yofa kembali memencet ponselnya menhubungi Tian untuk memastikan
467.    Kalau lelaki itu datang malam nanti
468.    Kehadiran Tian sangat berarti sebab tanpanya pernikahan itu tak akan berlangsung
469.    Di rumah Alisa orang-orang tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing
470.    Sebentar lagi waktu pernikahan El dan Alisa
471.    Di rumah Yofa Tian tak hentinya menangis dia masih ragu untuk datang
472.    Kepernikahan El rasa sedih dan kecewa terus bergulat di hatinya
473.    Yofa bergegas ke rumah Alisa perasaan kalut memikirkan apa yang terjadi
474.    Pada sahabatnya. Kata Yofa El akan datang setelah kedatangan Tian
475.    Seperti janjinya dulu
476.    Dada Alisa bergemuruh ada rasa takut dan khawatir kalau tian tidak hadir
477.    Alisa menelpon Tian dan Tian menanyakan apakah El sudah datang
478.    El tidak akan datang sebelum ia datang terlebih dahulu
479.    Tian akhirnya mau datang ke pernikahan itu
480.    Alisa sangat senang akhirnya Tian mau datang
481.    Itu berarti El akan segera datang
482.    Waktu yang di tentukan hampir tiba namun El belum datang juga
483.    Yofa diam dan tertunduk
484.    Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Yofa.
485.    Dia menyerahkan titipan dari El untuk mereka
486.    Yofa mengatakan bahwa data yang mereka urus adalah data mereka berdua Tian dan Alisa
487.    Suara yofa membawa gempa yang dahsyat di mereka
488.    Tian dan Alisa bersikukuh menolak keinginan itu
489.    Namun Yofa tetap memberikan pengertian bahwa mereka harus menikah
490.    Akhirnya Tian dan Alisa tak mampu menolak
491.    Lunglai mereka melangkah menuju tempat akad nikah

4.2.2 Episodik
S1     Penyebab     Sn
El menyimpang
    Sakit hati
    Pacaran dengan Tian

   
4.2.3 Struktur Alur
4.2.3.1    Pengenalan
    ¬-    El sering menghabiskan waktu di kafe
-    Dia sering melamun memikirkan masalahnya
-    El bertemu dengan Alisa
    -     Mereka menjalin hubungan yang serius
    4.2.3.2 Konflik
    -  El salah paham terhadap Yofa tentang hubunganya dengan Tian
    -  Tian pulang ke Solo karena El marah padanya
    -  Tian mulai cemburu dengan Alisa
    4.2.3.3 Klimaks
    -  El memukul Yofa hingga menimbulkan memar di wajahnya
    -  El pingsan karena menanggung beban yang berat di hatinya
    4.2.3.4 Peleraian
- El memutuskan untuk menikah dengan Alisa
     -  Tian datang ke pernikahan El
4.2.3.5  Selesai
    -  Alisa menikah dengan Tian
    -  El lebih memilih sakit

4.3    Latar
4.3.1 Latar Tempat
    Kota Semarang
    Kota Solo
    Kota Jogya
    Kamar
    Kafe Sejhe
    Kafe Shadows
    Stasiun Tawang
    Masjid
    UNS   
    Jalan Pahlawan
    Air Mancur
    Kamar mandi
    Taman
    Manahan
    Warung makan Bu Darti
    Sampangan
    Kota Salatiga
    Mall
    Rumah El
    Rumah Tian
    Rumah Alisa


4.3.2 Latar Waktu
    Malam
    Siang
    Senja
    Pagi
    Dini hari
   



4.3.3    Latar Sosial / Budaya
   


4.3.4    Hal Menarik / Nilai
Nilai yang dapat diambil adalah sebagai sesama manusia kita harus saling menyayangi satu sama lain dan harus rela berkorban demi orang yang kita sayang kerena tidak selamanya kita akan bersama-sama dengan orang itu maka berusahalah untuk ikhlas



















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
    Dalam novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino ini terdapat unsur instrinisk yang membangun novel  

5.2 Saran
    Dari hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Analisis Struktural novel Cinta dalam Secangkir Cappuccino . karya E. L. Hadiansyah









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langit Biru

Langit Biru Ynofilicious       Hari ini, merupakan hari yang terasa sama saja seperti hari-hariku kemarin. Tidak ada yang berbeda. Roda ...